visit us: www.m.bagimunegeri.com
Anda boleh jadi percaya bahwa peperangan rohani hanyalah bagi orang-orang Kristen yang "terjun" dalam kancah misi di daerah-daerah kafir dan penuh kuasa kegelapan. Sayang sekali harus kukatakan bahwa tidak demikian keadaannya. Seandainya saja kita semua bisa tinggal di Disneyland atau Dunia Fantasi di mana segalanya menyenangkan...
Sayang sekali iblis dan setan benar-benar ada dan nyata. Setiap orang Kristen berada dalam kancah peperangan yang nyata. Ya... suatu pergumulan dan pertempuran mati-matian melawan musuh yang ganas.
Anda mungkin berkata, "Hem... aku tidak yakin aku siap. Terjun dalam peperangan rohani bukanlah panggilanku. Panggilanku sesungguhnya dalam hal musik gerejani". Atau mungkin anda berpikir begini, "Jika aku tidak peduli terhadap setan, maka setan juga tidak akan peduli terhadapku". Namun suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju, peperangan sedang berlangsung dan kita terlibat di dalam peperangan ini. Bukan hanya melibatkan orang-orang Kristen tertentu. Bukan juga hanya pada waktu tertentu. Peperangan ini melibatkan setiap orang Kristen, berlangsung 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, 365 hari dalam setahun. Anda sadari atau tidak, sebenarnya anda terlibat dalam peperangan ini. Alkitab membagi kategorinya dalam Efesus 6:10-18:
"Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus..."
Begitulah seruan peringatan dari Alkitab bagi kita masing-masing! Siap siagalah setiap waktu. Jadilah kuat. Pakailah baju zirahmu... karena anda sedang berperang! Serangan datang bukan dari manusia, tetapi dari makhluk-makhluk yang tidak kelihatan. Ada sebuah daftar terpampang di markas setan. Nama anda tercantum di situ sebagai musuh setan.
Ayat di atas menggunakan kata yang menarik: kata "perjuangan" atau "pergulatan" untuk menjelaskan konflik yang terjadi. Atlet-atlet paling disiplin yang kukenal adalah atlet-atlet gulat. Dalam pertandingan sepak bola, bola basket dll., para atlet mendapat kesempatan untuk "menarik nafas" atau beristirahat sejenak. Dalam gulat, kesempatan ini tidak ada. Seorang pegulat harus berada pada kondisi yang prima. Begitu naik panggung dan masuk arena, ia tidak bisa mengendurkan kesiagaannya sedetikpun... atau lawannya akan menjepit dan membantingnya tak berdaya.
Orang-orang Kristen tidak dapat berkata, "Waktunya habis, setan... aku perlu menarik nafas dulu..." Iblis tidak ambil cuti akhir pekan. Ia tidak cuti pada hari Rabu. Ia tidak mengendurkan serangannya ketika anda melewati tragedi atau terkoyak hati. Bahkan pada saat-saat seperti itulah ia menggencarkan serangannya. Setan menendang kala anda jatuh-bangun, ia betul-betul jahat. Setan tidak memiliki rasa kasihan, simpati atau kesadaran untuk bertanding atau berperang dengan jujur. Tidak ada latihan atau pemanasan awal. Setan sedang berperang dalam kancah tempur yang nyata... melawan setiap orang tanpa kekecualian. Kita harus belajar 3 hal berikut agar dapat membalas serangan.
SADAR. Sadar bahwa anda sedang dalam kancah perang sudah merupakan andil besar untuk menang, karena kita mengenali dan menyadari taktik-taktik musuh secara terang sementara pekerjaan-pekerjaannya tersembunyi dalam gelap. Iblis meraih keuntungan dari ketidakpedulian kita, namun bila kita sadar akan keberadaannya, maka iblis tidak lagi bisa mulus dalam mengerjakan rencananya.
Alkitab mengajarkan kita agar berjaga-jaga, artinya berhati-hati. Kita harus selalu mengarahkan pandangan kita kepada Yesus, -tetapi sekaligus juga berhati-hati kepada setan. Alkitab mengajarkan kita bukan untuk mengabaikan setan, tetapi untuk berdiri tegak dalam "melawan tipu muslihat iblis." Musuh yang kita hadapi bukanlah "dorongan-dorongan emosi yang buruk" atau "energi negatif alam semesta" atau "sisi gelap dari kekuatan". Musuh-musuh kita adalah pribadi-pribadi yang dapat berpikir, berbicara, mendengar, mengamati dan merencanakan strategi (baca 2 Korintus 2:11; Efesus 6:11).
Jika kita mengamati dengan saksama, maka kita akan menyadari strategi-strategi musuh dalam kehidupan kita maupun dalam masyarakat kita. Apakah anda melihat pola penolakan dari suami dalam kehidupan anda? Atau barangkali anda bingung dengan pikiran-pikiran bunuh diri yang menghantui pikiran anda? Atau mungkin pelarian dengan obat-obat penenang atau minuman keras yang membuat anda 'mati perlahan'? Adakah sesuatu hal yang selalu terjadi sehingga keluarga atau gereja anda terus- menerus berselisih... Amatilah strategi-strategi musuh... sadarilah dan kenalilah pola-polanya.
TOLAK. Menolak iblis adalah peperangan pasif. Ketika anda menyadari pekerjaan-pekerjaan iblis di balik suatu hal, abaikan dan jauhilah. Berpaling darinya, tolaklah dan mulailah menyembah Tuhan dan meninggikan Dia. Jangan mau menjadi terluka karenanya. Jangan mau menjadi marah karenanya. Biarkan berlalu. Itu memang suatu peperangan. Mengabaikan apa yang sedang 'dikeruhkan' atau ditimbulkan iblis adalah cara paling cepat untuk mengalahkan taktiknya.
LAWAN. Melawan iblis adalah peperangan aktif. "Lawanlah iblis dan iblis akan lari daripadamu". Bukan Allah yang harus melawan iblis. Andalah yang harus melawannya. Katakanlah, "Iblis, aku mematahkan tipu-dayamu dalam nama Yesus. Sudah 15 tahun kau timpahkan hal ini terhadapku. Namun sekarang aku sadar. KINI SEMUA SUDAH BERLALU!" Iblis mungkin akan mencoba menjatuhkan dan menipu anda lagi sekian kali. Namun bila anda meyakinkan iblis bahwa anda yakin dengan otoritas rohani anda, maka iblis akan berhenti (Yakobus 4:7; 1 Petrus 5:9).
Bagaimana memasuki kancah peperangan rohani tanpa menjadi 'pemburu setan'? Ada 2 hal ekstrim yang perlu dihindarkan. Ada orang-orang yang cenderung menyalahkan setan atas segala kemalangan yang menimpanya, dan selalu berkata, "Ini pasti ulah setan!" Mereka tertekan dan tertindas karena pemikiran seperti ini. Mereka kenal dan tahu baik semua roh dan 'semi-roh'. Hal seperti ini bisa mengikat perhatian kita ke satu arah secara tidak sehat.
Kelompok lain tidak pernah mengakui bahwa setan sedang bekerja. Bahkan mereka tidak mau berpikir tentang hal ini sama sekali. Mereka berkata, "Jangan membuat setan menjadi populer! Mari kita hanya memandang Tuhan." Mereka mungkin takut kalau-kalau menjadi 'pemburu setan'. Atau tidak mau menjadi seperti mereka yang selalu menuduh setan. Sayangnya, anda tidak bisa membuat setan menjadi tidak ada dengan cara menolak keberadaan dan pekerjaannya.
Jadi bagaimana supaya seimbang? Jangan langsung menganggap bahwa setan berada di balik suatu hal, tetapi jangan pula menolak untuk mempertimbangkan kemungkinan ini. Bagaimana kita tahu? Mohonlah kepada Allah. Allah akan menunjukkannya. Inilah yang Alkitab sebut "membedakan roh".
Waspadalah terhadap apa yang iblis kerjakan, namun janganlah terpengaruh oleh aktivitasnya. Kewaspadaan tidak akan menyakitkan atau merugikan anda. Alkitab menyuruh kita agar waspada terhadap setan setiap saat. Namun bila anda terpengaruh oleh perangkapnya yang licin maka iblis akan membuat mata atau perhatian anda terfokus terhadapnya. Lalu dalam pikiran anda, anda akan menganggap setan amat besar dan rumit... dan Allah akan menjadi kecil bagi anda. Jadi bagaimana? Selidiki apa yang setan lakukan. Namun sisihkan lebih banyak waktu untuk mempelajari firman-Nya, dengan demikian anda mengenal Allah dan kebesaran-Nya.
Kita harus mengalahkan setan dalam dua kubu ini: kubu penyerangan (ofensif) dan kubu pertahanan (defensif). Allah memberi kita perangkat persenjataan dan perisai, artinya kita siap untuk menghadapi kedua jenis perang ini. Bila anda seorang Kristen, maka anda siap berperang! Kristus adalah perisai, keadilan, keselamatan dan kebenaran kita. Ingatlah, "sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia." (1 Yohanes 4:4b). Jadi biarlah orang yang lemah atau tak berdaya berkata, "aku kuat" (baca Yoel 3:10; 2 Korintus 10:4).
Perang bertahan merupakan bagian dari peperangan pribadi. Orang-orang sering mengungkapkannya begini, "Setan benci kamu dan ia mempunyai rencana yang jahat atas hidupmu." Efesus 6:13 berkata, "...dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu." Dalam arena olah raga, bertahan artinya berdiri di depan gawang dan terus-menerus mengusir lawan. Kita tidak bergumul untuk mendapatkan keselamatan maupun agar tetap selamat. Namun kita harus mempertahankan komitmen atau ikrar kita terhadap serangan, kebohongan, bujukan dan pencobaan dari si musuh. Kita harus menyatakan dengan bulat hati, "Aku berdiri tegak, setan, dan kau tidak bisa melewati batas pertahanan ini!"
PIKIRAN ANDA. Iblis suka sekali memasukkan pemikiran-pemikiran ke dalam pikiran kita. Bisa saja anda telah lahir baru dan nama anda tercatat di surga, namun bila anda tetap memiliki pikiran-pikiran keliru, maka efektivitas anda di bumi ini amat berkurang. Kita harus berperang melawan pemikiran-pemikiran yang tidak sejalan dengan kebenaran. Analisalah pikiran anda. Katakan kepada diri anda sendiri, "Hai pikiran-pikiran ini, dari manakah kamu?" Bila pikirannya adalah pikiran sombong, takut, tidak beriman, nafsu, depresi, penghukuman, maka haruslah anda usir. Itu harus anda lakukan. Jangan mau betah dalam pikiran-pikiran seperti ini. Alihkan pikiran anda kepada Allah, buatlah pikiran anda sejalan dengan firman-Nya (2 Korintus 10:3-5).
HATI ANDA. Maksudnya adalah sikap dan emosi anda. Sikap yang keliru bagaikan pembunuh. Dalam Efesus 4:27, kita mempelajari bahwa sebagai orang Kristen, kita memberi kesempatan kepada iblis bila kita tidak membereskan sikap-sikap kita yang keliru. Sikap-sikap angkuh, berontak, tidak mengampuni, tamak, akan membuka pintu bagi masuknya si musuh ke dalam kehidupan, pernikahan, gereja, bangsa anda bahkan dunia anda.
Setan hanya mempunyai jalan untuk bekerja di dunia ini melalui dosa dan keakuan manusia. Dua ribu tahun yang lalu Yesus mengalahkan kuasa setan secara tuntas, namun setan masih aktif dalam batas-batas tertentu melalui orang-orang yang mengijinkan setan memakai dirinya. Bukan cuma orang-orang berdosa yang dipakainya. Sebagai orang-orang Kristen, bila kita tidak membereskan sikap-sikap keliru kita, maka kita sebenarnya sedang mengijinkan setan memakai kita.
Efesus 4:26 berkata, "Janganlah matahari terbenam sebelum padam amarahmu." Jadi membereskan sikap-sikap jelek harus merupakan kebiasaan sehari-hari yang secara teratur kita lakukan, seperti halnya kita mandi dan menyikat gigi sehari-hari. Harus kita lakukan. Kita "menanggalkan" manusia lama dan "mengenakan" manusia baru. Hal ini menutup jalan bagi pekerjaan setan. Amsal 4:23 berkata, "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan."
MULUT ANDA. Mulut adalah alat yang gunanya luar biasa. Setan tahu hal ini. Mulut kita memiliki kuasa untuk menyampaikan kebaikan maupun keburukan. Mulut yang sama bisa melafalkan berkat atau kutuk (Yakobus 3:10). Kata-kata kita dapat menjadi 'kendaraan' untuk roh manusia, Roh Kudus ataukah roh jahat.
Si musuh senang memberi inspirasi agar kita mengucapkan ketidakpercayaan, umpatan atau fitnahan, gosip, kata-kata menyakitkan, sindiran kasar dll. Banyak dari kita terluka karena hal-hal yang diucapkan kepada kita sekian tahun yang silam. Jangan ijinkan setan membawa kutuk melalui mulut anda. Renungkanlah hal ini. Berdoalah seperti Daud, "Awasilah mulutku, ya Tuhan, berjagalah pada pintu bibirku" (Mazmur 141:3).
Penyerangan dalam perang ditujukan kepada dunia sekitar kita. Dalam hal ini maksudnya adalah perang untuk memperluas Kerajaan Allah dalam masyarakat kita. Dalam dunia olah raga, penyerangan diusahakan atas lawan untuk mendapatkan angka. Sayangnya dalam peperangan rohani, orang-orang Kristen hanya bertahan. Dari hari Minggu ke hari Minggu berikutnya, orang Kristen hanya berharap bisa membatasi iblis di luar daerah pertahanan. Mereka berdoa agar pertandingan berakhir 0 lawan 0. Sungguh membosankan! Mari menyerang! Ini yang dimaksud oleh Yesus dalam Matius 16:18, "...Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya." Serangan yang dimaksud adalah mengambil inisiatif melawan gerbang neraka.
Neraka tidak akan menang bila kita bergerak menyerang, tetapi gerbang neraka akan tetap saja berdiri bila kita tidak menyerang! Kita perlu strategi dalam berdoa dan melayani demi mendobrak gerbang-gerbang neraka. Gerbang-gerbang neraka ini dirinci dalam Efesus 6:12. Mari kita menyimaknya.
Si musuh tersusun dalam barisan otoritas karena ia ingin memerintah seluruh dunia. Struktur manusia dan pemimpin-pemimpin manusia adalah sumber daya kekuatannya, karena itu iblis berusaha menguasai dan mengendalikannya. Strategi utamanya adalah dengan menugaskan roh-roh untuk menyerang struktur-struktur otoritas yang ada sehingga iblis dapat berfungsi / bergerak melalui mereka. Lapisan masyarakat kita dibangun dalam struktur-struktur kewenangan / otoritas: pernikahan, keluarga, jemaat, sekolah, bisnis, suku, club, media, persatuan buruh, persatuan olah raga, kota, bangsa. Roh-roh diberi tugas untuk melingkup setiap lapisan struktur yang ada ini dan memerintah di situ.
Seperti tembok yang mengelilingi kota kuno, demikianlah otoritas seperti tembok yang mengitari setiap struktur masyarakat. Bila otoritasnya fasik atau retak akibat ketidakpedulian dan pemberontakan, maka tembok-temboknya dapat ditembus oleh setan. Jadi dengan menjadi seorang pemimpin yang baik atau bawahan yang taat, anda sedang mengerjakan peperangan rohani. Roma 13:1-3 menyatakan bahwa otoritas yang baik menghindarkan serangan musuh. Kita juga ikut serta dalam perang rohani dengan berdoa untuk struktur-struktur pemerintah dan pemimpin-pemimpinnya. Ya... menjadi pendoa syafaat di celah-celah yang rusak serta membangun tembok-tembok yang hancur (Yehezkiel 13:3-5; 22:30).
Dalam kitab Daniel pasal 10 ditulis mengenai seorang malaikat yang baru saja bertempur dengan lawannya yang disebut "pemimpin Persia". Pada akhir pasal ini disebutkan juga "pemimpin Yunani"... yang bertempur melawan malaikat. (jika bertempur melawan malaikat, tentu lawannya bukan manusia tetapi makhluk roh juga--red.) Jadi bila dulu ada pemimpin Persia dan pemimpin Yunani, maka kini ada pemimpin London, Los Angeles, Jepang, Texas, Bandung, Jakarta dan tempat-tempat lain. Alkitab menggunakan kata "principality" yang menunjuk daerah tertentu yang diperintah oleh seorang 'pangeran' / pemimpin. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa dalam armada setan, penugasan dibuat secara geografis (berdasarkan tempat / lokasi) dan menurut kelompok atau golongan orang dalam masyarakat. Itulah sebabnya anda dapat berdiri di perbatasan Afrika, menjejakkan jari kaki anda di negara di mana ribuan orang menerima keselamatan setiap minggu, dan sementara itu tumit anda berjejak di negara / tempat di mana hampir tak ada orang Kristen di sana.
Untuk memberantas "penguasa-penguasa daerah" ini kita harus berdoa secara geografis (berdasarkan tempat) dan menurut kelompok orang. Yang dimaksud adalah kelompok dalam masyarakat dengan kesamaan seperti: anak-anak, warga dewasa, pengungsi, kaum homoseks, kelompok ras, kelompok bahasa, kelompok profesi, kelompok pekerjaan dll. Si musuh mengenal setiap kelompok ini dengan baik. Mereka adalah target khusus dari serangannya. Setiap orang Kristen perlu belajar geografi. Kalau tidak, bagaimana cara kita memukul mundur musuh?
Kita sudah membiarkan si musuh bekerja banyak tanpa mendapat perlawanan. Secara sistematik, setan telah menipu, mengikat, menghancurkan kelompok-kelompok masyarakat dan struktur-strukturnya di mana tidak ada orang Kristen berdoa dan melayani di sana. Gerbang neraka sedang menang dan menguasai. Kita memiliki otoritas untuk mendobrak dan menghancurkan gerbang-gerbang neraka ini. Namun kita perlu mengetahui dan mengenalinya, dan bergerak menyerang secara agresif atasnya. Kita harus memiliki target doa dan target pelayanan kasih atas tiap kelompok ini.
Semakin kita berdosa, semakin besar pula himpitan si musuh atas kita. Kenyataannya, ia menjepit kita menurut jenis kejahatan di mana kita biarkan / serahkan diri kita. Jika sebuah kota menyerahkan diri kepada sihir / kuasa gelap, maka si musuh dapat menugaskan kekuasaan sihir di situ. Jika sebuah jemaat gereja menyerahkan diri kepada perselisihan dan perpecahan maka terbangunlah sebuah benteng perselisihan. Benteng ini dapat berdiri pada individu, keluarga, kota maupun bangsa... di mana saja orang-orang mengijinkannya berdiri.
Allah dapat menyingkapkan kuasa-kuasa utama yang mendalangi dalam suatu situasi. Lalu kita dapat memakai otoritas kita untuk mematahkannya dalam nama Yesus. Kadang-kadang kita dapat mematahkan kuasa-kuasa yang telah membelenggu sebuah keluarga, kota atau gereja selama bertahun-tahun. Mengenali kuasa-kuasa ini juga menolong kita menjauhkan diri dari pengaruh-pengaruhnya dan hidup dengan roh yang berlawanan dengan pengaruh dan roh-roh itu. Sebagai contoh, jika kita tahu ada roh ketamakan bekerja dalam hidup kita, maka ambillah sikap memberi dengan murah hati. Jika ada kesombongan, maka rendahkanlah diri kita. Ini cara berdayaguna untuk mematahkan benteng-benteng musuh.
Salah satu taktik utama yang dilancarkan iblis adalah membuat pikiran orang-orang tetap berada dalam kegelapan. Dia bapa pembohong dan penipu. Jutaan manusia dibutakan secara rohani dengan menggunakan perangkat jaringan dusta yang dirancangnya, sebagai contoh atheisme, evolusi, bidat-bidat, perdukunan / kebatinan, filosofi dan agama-agama dunia.
Ini sebabnya teramat penting kita hidup sejalan kebenaran dan menyatakan Injil. Peperangan rohani tidak dapat dipisahkan dari penginjilan. Bila kita ingin mengusir kegelapan, maka kita harus membawa terang. Orang-orang Kristen yang berkompromi sebenarnya menjadi pendukung si musuh karena dengan demikian orang-orang tidak dapat melihat terang. Ada roh-roh jahat di udara yang terus-menerus berusaha keras mencegah anda menyampaikan Injil. Itu sebabnya kita melihat bahwa banyak sekali orang Kristen tidak pernah memberitakan Injil. Dengan doa kita mengusir kegelapan atas pikiran orang-orang sehingga kita dapat membagi kebenaran Allah dengan kasih dan dengan cara yang tepat.
Lalu bagaimana? Ketika Allah menciptakan manusia, Ia memberikan kehendak bebas kepada manusia. Di dalam kehendak bebas ini tercakup pula otoritas. Mazmur 115:16 menyatakan, "...dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia." Kita memiliki hak memilih... hak yang luar biasa. Jika kita berdosa dan bertindak egois, maka kita mengijinkan musuh bekerja. Namun bila kita melatih kehendak bebas dan otoritas kita dalam nama Yesus, maka kita dapat mengusir si musuh. Jadi amatlah sederhana. Adam memakai otoritasnya untuk tidak mentaati Allah, dan membuka pintu bagi si musuh sehingga ia bekerja di bumi melalui umat manusia.
Yesus datang untuk mengambil alih otoritas yang terampas dari Adam. Kolose 2:15 berkata bahwa Yesus melucuti semua otoritas si jahat. Yesus mati untuk menghancurkan pekerjaan Iblis yang sebenarnya merupakan akibat dari umat manusia menyerahkan dirinya kepada dosa dan keakuan. Mengenai hal ini silakan membaca Yesaya 61.
Setelah kebangkitan-Nya, Yesus mengambil alih otoritas dari setan itu dan memberikannya untuk kita praktekkan. Artinya Allah telah mengerjakan segalanya untuk mengatasi setan dengan sempurna, kecuali satu hal: menghukum dan membuangnya ke lautan api! Jadi kini segalanya terserah kepada kita. Allah berkata: Kamu, lawanlah iblis! Kamu, sembuhkanlah orang sakit. Kamu, usirlah setan-setan. Kamu, berdoalah agar Kerajaan Allah datang dan kehendak Allah terlaksana di bumi seperti di surga. Apa saja yang kamu ikat di bumi akan terikat di surga pula. Kuberikan kuasa untuk mengalahkan kekuasaan si musuh (Yakobus 4:7; Lukas 10:9, 19; Matius 6:10; 16:19; Yohanes 20:21-23).
Allah sedang mencari tentara... yakni orang-orang yang tahu otoritasnya dan mempraktekkannya. Jika kita tidak bangkit untuk mengusir musuh, maka ia tetap memerintah dan mengendalikan. Seperti di Tanah Perjanjian, Allah yang memberikan kemenangan, namun umatlah yang harus berperang. Kita harus cukup marah kepada iblis sehingga kita menolak pekerjaan-pekerjaan si musuh dengan perang yang defensif dan kemudian mengusirnya dengan melancarkan serangan ofensif.
Di manakah orang-orang yang akan berdiri sebagai pengantara dalam struktur-struktur di masyarakat kita, menyerang pemerintah-pemerintah kegelapan, meruntuhkan benteng-benteng penguasa-penguasa kegelapan dan mengusir roh-roh jahat di udara? Otoritas seorang polisi tidak membuat ia menjalankan kewajibannya dengan baik bila ia hanya mengendarai mobil patrolinya sepanjang hari. Ia harus menertibkan lalu lintas, menegur pelanggar aturan berlalulintas dll. Dengan doa yang menang, dengan menolak si musuh dan mematahkan strategi-strategi si musuh, kita akan melihat terjadinya perubahan dalam keluarga kita, kota kita, dan dunia kita. Perhatikan secara khusus sebisanya. Dalam peperangan rohani, usahakan sespesifik mungkin. Ijinkan Roh Kudus memimpin anda dan menguatkan anda terus sepanjang anda memukul kuasa-kuasa kegelapan dan berdoa agar Kerajaan Allah datang di hati masyarakat anda. ***
Dean Sherman bergabung dengan Youth With A Mission sejak tahun 1967. Beliau adalah dekan dari College of Christian Ministries pada University of The Nations dari YWAM (Universitas Kristen untuk Asia dan Pasifik) dan memimpin "Crossroads Discipleship Training School" di Hawai. Dean juga membantu merintis pekerjaan YWAM di Australia, Selandia Baru dan Guinea Baru. Kini Dean tinggal di Hawai bersama istrinya Michelle dan dua orang anaknya Cherie dan Troy.
Sumber:
Sherman, Dean. 1989. "Spiritual Warfare". Last Days Ministries. Lyndale, Texas, USA. LD#103