Kami Hadir Dalam Versi Mobile! Kami Hadir Dalam Versi Mobile! visit us: www.m.bagimunegeri.com
Masturbasi
oleh: Don L. Fisher
Banyak orang diganggu oleh sebuah masalah yang oleh orang-orang Kristen sering diabaikan yaitu masalah masturbasi. Kenyataan ini biasanya
ditolak meskipun ada juga beberapa orang yang menerimanya.
Sudah tiba waktunya bagi kita untuk secara jujur menghadapi masalah ini, dan mencoba melihatnya dari
sisi pandang Firman Allah.
Pengertian Umum yang Salah tentang Masturbasi.
Pertama, kita harus menghilangkan
beberapa pengertian mitos (kepercayaan yang
tidak betul) yang ada seputar masalah masturbasi ini.
Mitos I: Masturbasi akan membahayakan
tubuh kita. Tidak ada bukti medis yang menyatakan bahwa masturbasi
membahayakan tubuh kita seperti suatu penyakit, luka,
dll. Para orang tua kadang menggunakan alasan ini untuk menakut-nakuti para pemuda dan menghentikan diskusi tentang masalah masturbasi ini.
Mitos II: Masturbasi bukan masalah bagi
orang Kristen. Salah! Setiap orang harus menentukan sikap terhadap masturbasi. Banyak orang Kristen bergumul dengan masalah ini. Pertobatan (menjadi orang Kristen) tidak melepaskan kita dari
pergumulan ini.
Mitos III: Dalam Alkitab ada tertulis secara eksplisit bahwa masturbasi adalah dosa. Dalam kitab Kejadian pasal 38 terdapat kisah tentang Onan. Walaupun kita sering memakai istilah "onani", namun peristiwa Onan tidak berberhubungan dengan masturbasi. Ia dibunuh karena menolak untuk menghamili janda saudaranya, seperti yang diperintahkan Allah kepadanya. Ia melakukan koitus interuptus(menarik penis sebelum orgasme terjadi), yang merupakan sebuah metode untuk mencegah kehamilan.
Beberapa orang mempunyai kesan bahwa masturbasi "menyiksa diri sendiri'' (1 Korintus 6:9) dan "mencemarkan tubuh mereka" (Roma 1 :24) dan menganggap ayat ini menyangkut orang yang melakukan masturbasi. Tetapi jika kita mempelajari ayat-ayat
tersebut, "mereka" yang dimaksud dalam ayat-ayat ini ialah orang homoseks, bukan orang yang melakukan masturbasi. Walaupun Alkitab tidak menyatakan secara langsung bahwa masturbasi adalah dosa, namun prinsipnya sudah jelas. Seks diciptakan untuk suami dan istri yang sah: "Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap istrinya, demikian pula isteri terhadap suaminya. Istri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi istrinya."(1 Korintus 7:3-4). Seks bukan untuk pasangan yang belum menikah, dan seks bukan dimaksudkan agar seseorang dapat memuaskan dirinya sendiri. Sebelum Hawa diciptakan, Allah tidak mengharapkan Adam melakukan masturbasi. Hawa diciptakan untuk menjadi "penolong yang sepadan" dengan Adam (Kejadian 2:18). " Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging." (Kejadian. 2:24). Prinsip Alkitab jelas: Masturbasi tidak dikehendaki Tuhan. Masturbasi adalah DOSA.
Mitos IV: Masturbasi adalah masalah yang paling berat.
Orang yang bergumul dengan godaan ini sering merasa bahwa masturbasi adalah masalah berat. Masturbasi bukan masalah yang paling besar. Masalah yang lebih besar daripada masturbasi
ialah masalah-masalah yang mendorong seseorang untuk melakuka masturbasi. Periksa dan pahami keadaan batin dan kerohanian anda. Masalah ini cukup jelas apabila kita tidak dapat menahan diri / menahan nafsu.
Dorongan Fisik
Dari pandangan medis, kita tahu bahwa ada dorongan fisik pada kaum pria. Di dalam tubuh seorang lelaki terdapat gonad (buah pelir) yang menghasilkan sperma terus-menerus. Sperma-sperma (sel-sel mani) disimpan dalam dua buah "tangki" yaitu seminal vesicle (kantong mani). Ketika "tangki" tersebut penuh, maka keinginan seksual bertambah dan pada malam hari terjadi "mimpi basah". Secara tidak sadar (tanpa masturbasi) sperma (mani) keluar pada waktu malam. Kaum pria harus dapat bergantung semata-mata pada pelepasan di malam hari - yakni ejakulasi yang terjadi selama tidur tanpa masturbasi.
Memang ada orang yang sulit menantikan hal ini terjadi, khususnya bagi mereka yang tahu melalui pengalaman bahwa hal itu akan terjadi beberapa hari lagi, dan rangsangan seksual mereka kuat. Dorongan seksual yang kuat bukan dosa, tetapi merupakan sesuatu yang biasa terjadi di dalam tubuh kita.
Namun kita harus menguasai diri sesuai dengan
Firman Tuhan:
"Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari daripadamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. (Yakobus 4:7-8a).
Dalam diri wanita tidak ada kebutuhan fisik yang perlu dilepaskan. Pada wanita hasrat untuk melepaskan keinginan seksual lebih bersifat kejiwaan.
Dorongan Emosi
Masturbasi sering terjadi pada waktu seseorang merasa kesepian, kurang diperhatikan, atau kurang dihargai. Kadang-kadang orang lain berpikir kita tidak mempunyai masalah. Kita dapat memainkan peranan "orang Kristen yang sempurna", tetapi kita munafik. Yang dihargai peran atau topeng kita - bukan diri pribadi kita. Dalam keadaan seperti ini, orang lain tidak tahu bahwa kita merasa kesepian. Rasa kesepian, kurang diperhatikan, dan sebagainya dapat mendorong kita kepada dosa masturbasi. Masalahnya adalah: masturbasi bukan obat kesepian. Masturbasi hanya memperburuk keadaan karena seseorang mencari kepuasan di dalam dirinya sendiri. Jelas bahwa Allah ingin supaya kita mencari Dia dahulu, dan supaya kita mempunyai hubungan yang wajar dan jujur (tanpa munafik) dengan anggota tubuh Kristus (persekutuan orang Kristen). Allah tidak ingin kita mencari kepuasan di dalam diri kita sendiri. Ada juga orang yang melakukan masturbasi karena frustrasi.Tetapi masturbasi tidak akan mengurangi rasa frustrasi. Kepuasan dalam kedagingan bukanlah kepuasan yang sejati. Kepuasan seks hanya ada jika seks itu terjadi antara suami dan istri (sesuai dengan Firman Allah). Masturbasi memberi kelegaan sementara, tetapi menambahkan frustrasi dalam jangka panjang.
Apakah Masturbasi Selalu Salah?
Masturbasi salah bila diikuti oleh pikiran kotor. "Tiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya." (Matius 5:28). Prinsip ini juga menyangkut khayalan-khayalan seksual. Ayub berkata, "Aku telah menetapkan
syarat bagi mataku, masakan aku memperhatikan anak dara (gadis)?... jikalau hatiku tertarik kepada perempuan (lain)... hal itu adalah perbuatan mesum... " (Ayub 31:1, 9-11). Kita harus melakukan hal yang sama seperti Ayub. Kita harus mengendalikan mata kita, -apa pun atau siapa pun yang kita lihat. Segala sesuatu yang mendorong hawa nafsu harus dihindari: buku-buku, film, video, acara TV, game, situs porno, dan percakapan-percakapan
yang tidak dapat kita kendalikan. Pemazmur berkata, "Tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila" (Mazmur 101:3a).
Masturbasi adalah salah jika kita diperbudak olehnya dan akibatnya kita kehilangan kemerdekaan kita. "Manusia lama kita telah turut disalib, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya agar jangan kita menghambakan diri lagi kepuda dosa." (Roma 6:6). Masturbasi dapat mengakibatkan banyak masalah. Banyak orang berpikir bahwa perkawinan adalah suatu cara pemecahannya. Masalah yang sebenarnya ada di balik masturbasi adalah kurangnya pengendalian diri. Masalah kurangnya pengendalian diri ini akan bangkit lagi setelah pernikahan, jika tidak kita selesaikan dengan jujur. Satu hal lagi, jika seorang pria selalu mencapai klimaks dengan cepat melalui masturbasi, maka ia akan membuat kesulitan bagi dirinya sendiri, karena kemungkinan besar ia akan mencapai klimaks terlalu cepat setelah pernikahan kelak. Dalam pernikahan, seorang pria yang terlalu cepat mencapai klimaks harus belajar cara yang lamban agar dengan demikian dapat memuaskan istrinya.
Masturbasi adalah salah karena dapat membuat kita merasa jauh dari Allah. Hanya ada satu hal yang dapat memisahkan kita dari Allah yaitu dosa. "Kejahatan-kejahatanmu membuat pemisah antara kamu dan Allahmu." (Yesaya 59:2). Kita harus jujur dan mengaku bahwa dosa memisahkan kita dari Allah.
Masturbasi adalah dosa.
Masturbasi tidak sesuai dengan rencana Allah. Tuhan ingin kita belajar menahan diri sebelum kita memasuki pernikahan. Setelah menikah kita tetap menguasai diri dan melepaskan berahi kita melalui seks dengan pasangan kita. "Karena inilah hehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi istrimu sendiri dan hidup dalam pengudusan dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu: seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah." (1 Tesalonika 4:3-6).
Langkah-langkah Praktis
Berikut ini saya menuliskan beberapa nasihat bagi anda yang
ingin berhenti dari dosa masturbasi dan dosa-dosa lain.
Kita harus menyesali dosa itu dan berbalik dari dosa. Kita harus mengambil keputusan untuk meninggalkan dosa dan menyebutkan dosa tersebut. Keputusan ini harus dibawa kepada Tuhan dengan jujur dalam doa.
Kita harus menyerahkan diri kita (tubuh, roh, dan jiwa) kepada Tuhan. "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembah-kan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia,
berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:1-2).
Kita harus bersandar kepada Allah. Kita harus memohon kuasa Roh Kudus bekerja dalam diri kita agar kita dapat melawan godaan dan menang atas dosa. Kita juga harus minta dikuasai oleh Roh Kudus agar dapat menghasilkan buah-buah Roh Kudus (termasuk penguasaan diri) sesuai dengan Galatia 5:22-23.
Kita harus memperhatikan situasi dan kondisi apa yang membuat kita lemah terhadap dosa ini. Situasi seperti rasa kesepian, melihat gambar porno / video porno / situs porno, mengkhayal hal-hal yang kotor, dan lain-lain harus dihindari. Juga kita harus tahu bahwa ada waktu-waktu tertentu di mana kita lebih lemah, misalnya saat baru bangun tidur dan menuju tidur ketika kita berbaring sendirian.
Sering kali kita ingin berbuat baik tetapi tidak berhasil. Kita ingin berhenti, tetapi sering gagal. Karena itu sebaiknya kita fokuskan pikiran pada jangka waktu 24 jam di depan kita. Jika kita merasa tidak kuat bertahan untuk waktu yang "selama-lamanya", biarlah kita berikrar atau bertekad untuk bertahan selama 24 jam. Tahan terhadap godaan selama satu hari tidak terlalu sulit. Setelah itu, kita berjanji untuk bertahan 24 jam lagi, dan seterusnya.
Kita harus menyiapkan alternatif-alternatif supaya waktu kita tergoda, kita sudah tahu bagaimana kita harus bertindak.
Kita dapat mencari teman yang baik yang dapat memonitor kita. Dengan demikian kita harus bertanggung jawab kepada dia jika kita jatuh.
Pelayanan pribadi dengan seorang hamba Tuhan dapat menolong kita. Mungkin ada kuasa kegelapan yang mendorong dosa masturbasi. Jika demikian, kita harus dilepaskan dari kuasa itu.
Kita harus menjaga pikiran-pikiran yang masuk. Kita harus mengisi otak kita dengan
pikiran-pikiran dan khayalan yang baik: "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yung sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji; pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8)
Kita harus membaca Alkitab setiap hari. Kita harus tekun dalam doa. Dan kita harus bergaul dengan orang yang mengutamakan Tuhan. Dengan demikian kita akan bertumbuh secara rohani dan menjadi lebih kuat melawan dosa masturbasi dan dosa lain.
Penutup
Allah tidak menciptakan seks hanya untuk melepaskan ketegangan saja. Seks adalah suatu komponen di dalam cinta-kasih yang terjalin di dalam pernikahan. Masturbasi tidak termasuk rencana Allah. Janganlah mencari kepuasan dengan masturbasi, namun carilah yang terbaik. Berdoalah supaya hari ini anda dapat menang atas godaan ini. Besok berdoa lagi. Pandanglah Yesus.
"Jadi apabila Anak memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka. "(Y ohanes 8:36)
Bila anda ingin bertanya atau memerlukan informasi atau bimbingan tentang masalah ini, silakan kirimkan email ke alamat www.ciptaanbaru234@gmail.com.
Sumber:
Fisher, Don L. 1992. "Penting dan Genting". Penerbit Gandum Mas, Malang, Jawa Timur.